Terutama berdasarkan data di AS sejak bulan awal epidemi global sekitar April lalu, para peneliti percaya bahwa itu hanya 1% dari populasi perempuan hamil. Meskipun kematian perempuan hamil mencapai 5% dari penderita virus tersebut.
Suatu penelitian menemukan fakta hanya satu perempuan Amerika yang meninggal dengan menggunakan obat flu Tamiflu sejak dua hari pertama mengalami gejala flu tersebut. Dan hanya empat wanita hamil yang meninggal pada penanganan empat hari pertama gejala.
"Penanganan dini ternyata membuat perbedaan," kata Dr Sonja Rasmussen dari CDC.
Hal itu termuat dalam laporan Jurnal of American Medical Assosiation, Rabu (21/4). Penelitian ini hanya merekam kematian pada 2009 saat pertama virus flu babi muncul. Namun kematian yang terjadi pada tahun ini tidak masuk dalam penelitian. Para pejabat pun belum mengetahui jumlah perempuan hamil yang meninggal pada tahun ini.
Pertama pasien meninggal di AS adalah seorang wanita Texas yang terkena flu babi pada saat melahirkan bernama Judy Trunnel (33) yang meninggal setelah koma. Namun putrinya selamat melalui operasi caesar. Sepanjang 2009, terdapat 280 perempuan dirawat di ruang perawatan intensif, 56 orang di antaranya meninggal dunia.
Seperti Trunnell, kebanyakan kematian perempuan hamil karena terlambat. Dari 30 perempuan hamil yang meninggal dalam empat bulan pertama sejak wabah itu, 60% terjadi pada sepertiga usia kehamilan mereka.
Masih seperti Trunnell, banyak perempuan hamil memiliki masalah kesehatan lainnya yang membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi yang serius. Paling umum adalah masalah asma, sebanyak 44 persen perempuan hamil yang meninggal pada bulan pertama karena asma dan sekitar 39 persen karena obesitas. "Bahkan seorang perempuan hamil sehat pun sangat rentan terhadap flu musiman," kata Rasmussen.
Saat hamil sistem kekebalan tubuh melakukan penyesuaian dengan janin, membuatnya lebih rendan terhadap flu. Perempuan hamil juga mempunyai detak jantung lebih cepat dan lebih banyak sulit bernapas karena ada janin.
Sebagian besar temuan melaporkan dampaknya lebih kecil dari temuan sebelumnya, tetapi hasilnya tentang keefektifan serangan obat flu.
Jadi kesimpulannya adalah obat flu mungkin tidak langsung diberikan kepada perempuan. Beberapa dokter mungkin terlalu banyak mengandalkan pada pengujian dengan 70% bukan dari virus flu.
"Jika benar, pengujian itu benar lebih merusak daripada mengobati akan membuat dokter menunda memberikan antivirus untuk perempuan hamil," kata Dr Richard Wenzel, spesialis penyakit menular di Virginia Commonwealth University.
Related Post:
info terkini
- Da Babbo Natale ai Re Magi ecco il calendario natalizio 2010
- Osborne's missionaries on a rocky road
- Falling in Love in Italy The 2011 Lavazza calendar by Mark Seliger
- Anglo Irish Bank has offered its junior debt holders a deal that wipes out 80pc of the face value of their bonds
- Malaysian Company Sues Google, Nokia, and Apple
- insurance owned by Royal Bank of Scotland bought Warren Buffett
- 10 German banks will need fresh capital of U.S. $ 135 billion to adjust to new regulations
- President Barack Obama fought for business development tax incentives
- Pengertian Capital Adequacy Ratio CAR
- Cara Mengikuti LOMBA Penulisan Artikel Pasar Modal Bagi Wartawan Dalam Rangka 33 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia
- The Best Colon Cleanse Formula
- Pakar Virus Dunia Bertemu Di Indonesia
- Penyebab Ledakan Misterius di Duren Sawit
No comments:
Post a Comment